TEMPO.CO, Jakarta - Kehadiran 5G di pita 2,3 GHz dinilai akan menjadi pembeda dalam persaingan memperebutkan pelanggan pada tahun depan. 5G dapat digunakan untuk menggantikan layanan internet tetap atau fixed broadband di sejumlah kawasan termasuk kawasan super prioritas.
Sekjen Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB) Muhammad Ridwan Effendi mengatakan kehadiran jaringan 5G pada tahun depan akan memberi dampak signifikan pada persaingan perebutan pelanggan.
Meski maksimal frekuensi yang digunakan oleh pemenang lelang 2,3GHz – Telkomsel dan Smartfren – hanya 40 MHz, tetapi dapat digunakan untuk memberikan layanan internet yang lebih cepat dan mengembangkan produk.
“40 MHz kalau dipakai 5G, walaupun tidak optimum akan tetap menjadi game changer. Kecepatannya masih lebih tinggi dari 4G, dan tentunya akan memberikan branding yang baik,” kata Ridwan kepada Bisnis, Minggu 27 Desember 2020.
Sebaliknya, Tri yang hanya memiliki 10 MHz, perlu bekerja sama dengan operator lainnya - melalui berbagi spektrum frekuensi – agar dapat mengembangkan produk yang dapat bersaing.
Adapun jumlah pelanggan Telkomsel, Smartfren dan Tri hingga kuartal III/2020, masing-masing sebanyak 170 juta pelanggan, 29 juta pelanggan, dan 38 juta pelanggan.